Kain Sasak Bagi penggemar fashion berbahan kain nusantara, ini barang yang wajib dibeli. Kain sasak tersedia dalam beragam pilihan harga. Semakin halus dan bagus motifnya, semakin mahal pula harganya.
Ada kain batik sasak yang bisa dijadikan kemeja dengan harga mulai Rp 150.000 – Rp 350.000. Motifnya cukup simpel dan menarik, bahannya pun halus.
Kain lain hasil tenun tangan dengan benang emas dijual dengan harga lebih mahal. Untuk bahan yang halus, harganya bisa lebih dari Rp 600.000.
Tak semua kain harus dibeli dalam bentuk bahan. Kain juga bisa dibeli dalam bentuk kemeja jadi dengan harga mulai Rp 200.000 serta dalam bentuk syal dan pasmina mulai harga Rp 100.000. Ada juga yang berbentuk sarung dengan harga mulai Rp 150.000.
Kain sasak bisa didapatkan di daerah Cilinaya. Pintar-pintarlah memilih dan menawar harganya.
Dodol Rumput Laut
Bisa dikatakan, ini oleh-oleh makanan wajib dari Lombok. Tak seperti dodol umumnya yang sangat manis, dodol rumput laut khas Lombok terasa manis segar.
Dodol rumput laut khas Lombok terbuat dari tepung rumput laut, gula serta buah-buahan segar. Terdapat beragam pilihan rasa buah, seperti nangka, mangga dan sirsak.
Dodol terasa manis dan kenyal di lidah. Memakannya seperti makan jelly rasa buah yang banyak disukai anak-anak. Selain rasa buah, terdapat pula rasa sayur dan jagung.
Dodol tumput laut bisa dibeli dengan harga mulai Rp 10.000 – Rp 15.000 per kemasan berat 200 gram. Salah satu tempat populer untuk mendapatkannya adalah di Phoenix Food yang berlokasi di Cakranegara.
Putra Mantan Presiden Prancis Tertarik Lombok
Henri Giscard d`Estain, putra dari mantan Presiden Perancis periode 1974-1981 Giscard d`Estaing, melirik potensi pengembangan Resort esksotik di kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemilik Club M’diterrane atau yang lebih dikenal dengan Club Med itu, bahkan menyatakan bersedia bermitra dengan PT BTDC, PT MNC Land Tbk dan PT Gobel Internasional, untuk membangun dan mengelola hotel eksotik di kawasan Mandalika, setelah meninjau lokasi, Senin sore.
“Sekarang bagaimana memulai proyek ini dengan serius dan berkualitas, dan BTDC sudah buat resort di Bali, MNC Land yang sudah berpengalaman dalam mengembangkan area dan berkelas internasional, dan Globel Internasional yang juga pemain utama di negeri ini,” kata Henri, pada pertemuan yang digelar di Hotel Novotel, yang juga berada di kawasan Mandalika.
Pertemuan itu digelar setelah peninjauan lokasi yang hendak dikembangkan resort eksotik di Tanjung A`an, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 60 kilometer arah selatan Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB.
Pemimpin perusahaan Perancis yang bergerak di bidang resor dan memiliki cabang di seluruh dunia, dan biasanya terdapat di lokasi eksotis itu, memenuhi ajakan manajemen PT Pengembangan Pariwisata Bali (BTDC) dan PT MNC Land Tbk dan PT Gobel Internasional, untuk meninjau kawasan pengembangan pariwisata terpadu Mandalika Resort, di Kabupaten Lombok Tengah, NTB itu.
Henri datang dari Perancis dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 15 jam penerbangan. Kemudian melanjutkan penerbangan ke Pulau Lombok, NTB, untuk peninjauan lokasi.
Ia didampingi CEO Club Med Asia Tenggara Heidi Kunkel, dan membawa serta konsultan dan desainer hotel eksotis dari Perancis.
Dari Jakarta, Henri dan pendampingnya Komisaris Utama PT MNC Land Tbk Budi Rustanto, dan Presiden Direktur PT Gobel Internasional Rahmat Gobel, menggunakan pesawat carter menuju Lombok.
BTDC dan investor mitranya MNC Land dan Gobel Internasional mengajak Club Med untuk berkolaborasi membangun dan mengelola hotel berbintang serta fasilitas pendukungnya terkait pariwisata eksotik, yang akan dinamai “Smart Resort”.
Proses pembangunan “Smart Resort” di kawasan Mandalika itu dikoordinir PT BTDC, yang didukung pemerintah daerah setempat.
Henri juga mengungkapkan bahwa Club Med amat mementingkan mitra bisnis, sehingga dimana pun akan menggeluti usaha perhotelan dan resort itu, perusahaan Perancis itu tetap mengutamakan kualitas mitra.
“Kami dari Club Med sebagai operator internasional di bidangnya, sangat penting untuk mendapatkan partner yang sesuai dengan pengalaman yang sudah banyak dan mampu bekerja sama. Dimana pun kami berada kami ingin selalu yang terbaik di setiap negara,” ujarnya.
Ia mengaku baru saja dari Shanghai, China, dan telah memutuskan bermitra dengan salah satu perusahaan terbaik di China.
Untuk Lombok, NTB (Indonesia), kata dia, Club Med yang telah berdiri sejak 1950, akan mengembangkan destinasi turis yang relatif berbeda dengan yang sudah dikembangkan di negara lain.
“Beda dengan negara lain. Misalnya di Meksiko ada Cancun (wisata pantai) yang telah menjadi destinasi turis terbesar di Amerika. Juga di Tunisia dan Maroko, dan beberapa tempat lainnya, juga dengan partnet seperti yang Club Med tetapkan di Indonesia,” ujarnya.
Di Indonesia, Club Med sudah beraktivitas sejak 30 tahun silam, dengan resort pertama yakni Club Med Bali dan tergolong paling sukses, kemudian yang yang kedua Club Med Ria Bintan, di Provinsi Kepulauan Riau, yang relatif dekat dengan Singapura, yang pengelolaannya dimulai sejak 13 tahun lalu, dan juga suskes.
“Bila kami sudah berhasil membuat dua Club Med di Indonesia yakni Bali dan Ria Bintan, maka mengapa tidak membuat yang ketiga (di Lombok),” ujarnya, sembari mengutarakan niatnya untuk membuat model pemilik pengembangan resort yang unik di Lombok.
Menurut Henri, Club Med di Lombok nantinya harus unik karena sudah cukup banyak destinasi turis di berbagai negara termasuk di Asia Tenggara, agar para wisatawan merasa eksklusif untuk berada di Lombok.
“Saya percaya, budaya dan potensi yang ada di Lombok, akan dibuat menjadi sesuatu yang unik dan menarik. Saya juga percaya bila Lombok bisa mengedepankan potensinya maka pasti akan menjadi destinasi yang utama,” ujarnya.
KLU Bidik 500 Ribu Wisatawan pada 2013
Pemerintah kabupaten (Pemkab) Lombok Utara menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 500.000 orang pada tahun 2013. Target tersebut diyakini akan tercapai melihat banyaknya kunjungan wisatawan sejak awal tahun, khususnya pada perayaan tahun baru 2013.
Jumlah wisatawan yang mengunjungi Gili Trawangan, sebuah objek wisata di Lombok Utara, pada perayaan tahun baru 2013 telah mencapai 9.000 orang. Selain itu, semua hotel di kawasan Gili Trawangan dikabarkan penuh sejak tanggal 1-5 Januari 2013.
Target kunjungan wisatawan ke Lombok Utara pada 2013 meningkat sebesar 25% dari realisasi kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2012 sebanyak 400.000 orang. Dibandingkan tahun 2011, jumlah kunjungan wisatawan di Lombok Utara pada 2012 meningkat sebesar 10%.
Beberapa upaya yang akan dilakukan Pemkab Lombok Utara guna meningkatkan kunjungan wisatawan adalah memelihara keamanan dan ketertiban tempat-tempat wisata serta memberi kesempatan bagi para pengembang untuk membangun lebih banyak akomodasi.
Pariwisata selama ini menjadi sektor terpenting yang menopang perekonomian salah satu kabupaten di Pulau Lombok tersebut. Tahun lalu, total pendapatan asli daerah (PAD) Lombok Utara mencapai Rp30 miliar dengan kontribusi dari sektor pariwisata sebesar 70%. Untuk tahun ini, PAD Lombok Utara ditargetkan meningkat 8,67% menjadi Rp32,6 miliar.
Pemkab Lombok Utara juga berniat memberikan kontribusi sebesar 40% dari target kunjungan wisatawan di Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2013 sebanyak 2 juta orang. Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah provinsi (pemprov) NTB telah mencanangkan program "Visit Lombok Sumbawa" jilid II.
Sumber: VoucherHotel.Com
BTDC Bangun Kawasan Pariwisata Lombok
Bali Tourism Development Corporation (BTDC), perusahaan BUMN yang bergerak di pengembangan pariwisata akan membangun kawasan pariwisata di Lombok dengan membangun daerah wisata dengan konsep Nusa Dua Bali di Lombok. Perusahaan menyiapkan dana sekitar Rp 2,2 triliun untuk membangunan kawasan tersebut.
Direktur Utama BTDC IB Wirajaya mengatakan, kawasan pariwisata ini nantinya akan dikembangkan di daerah Mandalika yang mempunyai lahan sekitar 1.175 hektar.
“Pengembangan selanjutnya Mandalika Lombok. Pembangunan infrastruktur mulai awal April sudah dilakukan. Nantinya akan ada hotel dan lapangan golf,” kata Wirajaya di Bali, Jumat (1/2/2013).
Wirajaya menjelaskan, pengembangan infrastruktur dasar meliputi pembangunan jalan, listrik, dan ketersediaan air akan menghabiskan dana sekitar Rp 2,2 triliun. Perseroan akan menggunakan dana internal dan juga berencana akan menerbitkan obligasi bertahap yang nilainya mencapai Rp 2,2 triliun.
Wirajaya menuturkan setelah pembangunan dasar terlaksana, nantinya akan ada investor yang masuk untuk membangun hotel dan tempat penginapan. Saat ini sudah investor lokal yang tertarik berinvestasi di wilayah Mandalika.
“Kita akan terbitkan obligasi bertahap. Tahap awal Rp 600 miliar dulu. Underwriternya masih BUMN,” tuturnya.
Wirajaya menambahkan konsep yang dikembangkan dalam pembangunan wilayah pariwisata menggunakan konsep seperti di Nusa Dua. Karena konsep pembangunan kawasan pariwisata di Nusa Dua, Bali.
Sumber: Centroone
Hong Kong Tertarik Penerbangan Langsung ke Lombok
Poros pariwisata Hong Kong-Lombok, NTB, dijajaki untuk dibuka berupa penerbangan langsung tanpa jeda. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB, Ridwan Syah, menyatakan, dalam waktu dekat kontingen pejabat kepariwisataan Hong Kong akan datang ke Mataram.
“Dalam kunjungannya ke NTB, juga akan hadir 30 pengusaha biro perjalanan Hong Kong. Ini merupakan respons permintaan dari oemerintah Provinsi NTB beberapa waktu lalu untuk membuka penerbangan langsung Lombok-Hong Kong ,” katanya, Selasa.
Dari pihak Hong Kong, maskapai penerbangan yang direncanakan mengarungi jalur itu adalah Cathay Pacific, flag carrier wilayah otoritas China itu.
Selama ini penerbangan ke Hong Kong menggunakan Cathay Pasific melalui Bandara Juanda Surabaya, namun jika penumpangnya banyak bisa terbang langsung Lombok-Hong Kong, tidak perlu melalui Surabaya.
Rencana kunjungan pejabat tinggi pariwisata Hong Kong itu dituangkan dalam surat resmi yang ditandatangani Wakil Direktur Kantor Perdagangan dan Ekonomi Hong Kong, Joyce Chan, yang ditujukan kepada Gubernur NTB, M Zainul Majdi.
Rombongan dari Hong Kong itu akan dikoordinasikan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Pemerintah Hong Kong, Gregory So. Beberapa unggulan wisata NTB akan ditinjau mereka, di antaranya gugus Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Dijadwalkan juga, rombongan Hong Kong itu tiba di Jakarta pada 13 Maret 2013, dan keesokan harinya akan menggelar pertemuan dengan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Suryo Sulisto, dan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
Sumber: Antaranews.Com
Ada kain batik sasak yang bisa dijadikan kemeja dengan harga mulai Rp 150.000 – Rp 350.000. Motifnya cukup simpel dan menarik, bahannya pun halus.
Kain lain hasil tenun tangan dengan benang emas dijual dengan harga lebih mahal. Untuk bahan yang halus, harganya bisa lebih dari Rp 600.000.
Tak semua kain harus dibeli dalam bentuk bahan. Kain juga bisa dibeli dalam bentuk kemeja jadi dengan harga mulai Rp 200.000 serta dalam bentuk syal dan pasmina mulai harga Rp 100.000. Ada juga yang berbentuk sarung dengan harga mulai Rp 150.000.
Kain sasak bisa didapatkan di daerah Cilinaya. Pintar-pintarlah memilih dan menawar harganya.
Dodol Rumput Laut
Bisa dikatakan, ini oleh-oleh makanan wajib dari Lombok. Tak seperti dodol umumnya yang sangat manis, dodol rumput laut khas Lombok terasa manis segar.
Dodol rumput laut khas Lombok terbuat dari tepung rumput laut, gula serta buah-buahan segar. Terdapat beragam pilihan rasa buah, seperti nangka, mangga dan sirsak.
Dodol terasa manis dan kenyal di lidah. Memakannya seperti makan jelly rasa buah yang banyak disukai anak-anak. Selain rasa buah, terdapat pula rasa sayur dan jagung.
Dodol tumput laut bisa dibeli dengan harga mulai Rp 10.000 – Rp 15.000 per kemasan berat 200 gram. Salah satu tempat populer untuk mendapatkannya adalah di Phoenix Food yang berlokasi di Cakranegara.
Putra Mantan Presiden Prancis Tertarik Lombok
Henri Giscard d`Estain, putra dari mantan Presiden Perancis periode 1974-1981 Giscard d`Estaing, melirik potensi pengembangan Resort esksotik di kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pemilik Club M’diterrane atau yang lebih dikenal dengan Club Med itu, bahkan menyatakan bersedia bermitra dengan PT BTDC, PT MNC Land Tbk dan PT Gobel Internasional, untuk membangun dan mengelola hotel eksotik di kawasan Mandalika, setelah meninjau lokasi, Senin sore.
“Sekarang bagaimana memulai proyek ini dengan serius dan berkualitas, dan BTDC sudah buat resort di Bali, MNC Land yang sudah berpengalaman dalam mengembangkan area dan berkelas internasional, dan Globel Internasional yang juga pemain utama di negeri ini,” kata Henri, pada pertemuan yang digelar di Hotel Novotel, yang juga berada di kawasan Mandalika.
Pertemuan itu digelar setelah peninjauan lokasi yang hendak dikembangkan resort eksotik di Tanjung A`an, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 60 kilometer arah selatan Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB.
Pemimpin perusahaan Perancis yang bergerak di bidang resor dan memiliki cabang di seluruh dunia, dan biasanya terdapat di lokasi eksotis itu, memenuhi ajakan manajemen PT Pengembangan Pariwisata Bali (BTDC) dan PT MNC Land Tbk dan PT Gobel Internasional, untuk meninjau kawasan pengembangan pariwisata terpadu Mandalika Resort, di Kabupaten Lombok Tengah, NTB itu.
Henri datang dari Perancis dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, setelah 15 jam penerbangan. Kemudian melanjutkan penerbangan ke Pulau Lombok, NTB, untuk peninjauan lokasi.
Ia didampingi CEO Club Med Asia Tenggara Heidi Kunkel, dan membawa serta konsultan dan desainer hotel eksotis dari Perancis.
Dari Jakarta, Henri dan pendampingnya Komisaris Utama PT MNC Land Tbk Budi Rustanto, dan Presiden Direktur PT Gobel Internasional Rahmat Gobel, menggunakan pesawat carter menuju Lombok.
BTDC dan investor mitranya MNC Land dan Gobel Internasional mengajak Club Med untuk berkolaborasi membangun dan mengelola hotel berbintang serta fasilitas pendukungnya terkait pariwisata eksotik, yang akan dinamai “Smart Resort”.
Proses pembangunan “Smart Resort” di kawasan Mandalika itu dikoordinir PT BTDC, yang didukung pemerintah daerah setempat.
Henri juga mengungkapkan bahwa Club Med amat mementingkan mitra bisnis, sehingga dimana pun akan menggeluti usaha perhotelan dan resort itu, perusahaan Perancis itu tetap mengutamakan kualitas mitra.
“Kami dari Club Med sebagai operator internasional di bidangnya, sangat penting untuk mendapatkan partner yang sesuai dengan pengalaman yang sudah banyak dan mampu bekerja sama. Dimana pun kami berada kami ingin selalu yang terbaik di setiap negara,” ujarnya.
Ia mengaku baru saja dari Shanghai, China, dan telah memutuskan bermitra dengan salah satu perusahaan terbaik di China.
Untuk Lombok, NTB (Indonesia), kata dia, Club Med yang telah berdiri sejak 1950, akan mengembangkan destinasi turis yang relatif berbeda dengan yang sudah dikembangkan di negara lain.
“Beda dengan negara lain. Misalnya di Meksiko ada Cancun (wisata pantai) yang telah menjadi destinasi turis terbesar di Amerika. Juga di Tunisia dan Maroko, dan beberapa tempat lainnya, juga dengan partnet seperti yang Club Med tetapkan di Indonesia,” ujarnya.
Di Indonesia, Club Med sudah beraktivitas sejak 30 tahun silam, dengan resort pertama yakni Club Med Bali dan tergolong paling sukses, kemudian yang yang kedua Club Med Ria Bintan, di Provinsi Kepulauan Riau, yang relatif dekat dengan Singapura, yang pengelolaannya dimulai sejak 13 tahun lalu, dan juga suskes.
“Bila kami sudah berhasil membuat dua Club Med di Indonesia yakni Bali dan Ria Bintan, maka mengapa tidak membuat yang ketiga (di Lombok),” ujarnya, sembari mengutarakan niatnya untuk membuat model pemilik pengembangan resort yang unik di Lombok.
Menurut Henri, Club Med di Lombok nantinya harus unik karena sudah cukup banyak destinasi turis di berbagai negara termasuk di Asia Tenggara, agar para wisatawan merasa eksklusif untuk berada di Lombok.
“Saya percaya, budaya dan potensi yang ada di Lombok, akan dibuat menjadi sesuatu yang unik dan menarik. Saya juga percaya bila Lombok bisa mengedepankan potensinya maka pasti akan menjadi destinasi yang utama,” ujarnya.
KLU Bidik 500 Ribu Wisatawan pada 2013
Pemerintah kabupaten (Pemkab) Lombok Utara menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 500.000 orang pada tahun 2013. Target tersebut diyakini akan tercapai melihat banyaknya kunjungan wisatawan sejak awal tahun, khususnya pada perayaan tahun baru 2013.
Jumlah wisatawan yang mengunjungi Gili Trawangan, sebuah objek wisata di Lombok Utara, pada perayaan tahun baru 2013 telah mencapai 9.000 orang. Selain itu, semua hotel di kawasan Gili Trawangan dikabarkan penuh sejak tanggal 1-5 Januari 2013.
Target kunjungan wisatawan ke Lombok Utara pada 2013 meningkat sebesar 25% dari realisasi kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2012 sebanyak 400.000 orang. Dibandingkan tahun 2011, jumlah kunjungan wisatawan di Lombok Utara pada 2012 meningkat sebesar 10%.
Beberapa upaya yang akan dilakukan Pemkab Lombok Utara guna meningkatkan kunjungan wisatawan adalah memelihara keamanan dan ketertiban tempat-tempat wisata serta memberi kesempatan bagi para pengembang untuk membangun lebih banyak akomodasi.
Pariwisata selama ini menjadi sektor terpenting yang menopang perekonomian salah satu kabupaten di Pulau Lombok tersebut. Tahun lalu, total pendapatan asli daerah (PAD) Lombok Utara mencapai Rp30 miliar dengan kontribusi dari sektor pariwisata sebesar 70%. Untuk tahun ini, PAD Lombok Utara ditargetkan meningkat 8,67% menjadi Rp32,6 miliar.
Pemkab Lombok Utara juga berniat memberikan kontribusi sebesar 40% dari target kunjungan wisatawan di Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2013 sebanyak 2 juta orang. Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah provinsi (pemprov) NTB telah mencanangkan program "Visit Lombok Sumbawa" jilid II.
Sumber: VoucherHotel.Com
BTDC Bangun Kawasan Pariwisata Lombok
Bali Tourism Development Corporation (BTDC), perusahaan BUMN yang bergerak di pengembangan pariwisata akan membangun kawasan pariwisata di Lombok dengan membangun daerah wisata dengan konsep Nusa Dua Bali di Lombok. Perusahaan menyiapkan dana sekitar Rp 2,2 triliun untuk membangunan kawasan tersebut.
Direktur Utama BTDC IB Wirajaya mengatakan, kawasan pariwisata ini nantinya akan dikembangkan di daerah Mandalika yang mempunyai lahan sekitar 1.175 hektar.
“Pengembangan selanjutnya Mandalika Lombok. Pembangunan infrastruktur mulai awal April sudah dilakukan. Nantinya akan ada hotel dan lapangan golf,” kata Wirajaya di Bali, Jumat (1/2/2013).
Wirajaya menjelaskan, pengembangan infrastruktur dasar meliputi pembangunan jalan, listrik, dan ketersediaan air akan menghabiskan dana sekitar Rp 2,2 triliun. Perseroan akan menggunakan dana internal dan juga berencana akan menerbitkan obligasi bertahap yang nilainya mencapai Rp 2,2 triliun.
Wirajaya menuturkan setelah pembangunan dasar terlaksana, nantinya akan ada investor yang masuk untuk membangun hotel dan tempat penginapan. Saat ini sudah investor lokal yang tertarik berinvestasi di wilayah Mandalika.
“Kita akan terbitkan obligasi bertahap. Tahap awal Rp 600 miliar dulu. Underwriternya masih BUMN,” tuturnya.
Wirajaya menambahkan konsep yang dikembangkan dalam pembangunan wilayah pariwisata menggunakan konsep seperti di Nusa Dua. Karena konsep pembangunan kawasan pariwisata di Nusa Dua, Bali.
Sumber: Centroone
Hong Kong Tertarik Penerbangan Langsung ke Lombok
Poros pariwisata Hong Kong-Lombok, NTB, dijajaki untuk dibuka berupa penerbangan langsung tanpa jeda. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB, Ridwan Syah, menyatakan, dalam waktu dekat kontingen pejabat kepariwisataan Hong Kong akan datang ke Mataram.
“Dalam kunjungannya ke NTB, juga akan hadir 30 pengusaha biro perjalanan Hong Kong. Ini merupakan respons permintaan dari oemerintah Provinsi NTB beberapa waktu lalu untuk membuka penerbangan langsung Lombok-Hong Kong ,” katanya, Selasa.
Dari pihak Hong Kong, maskapai penerbangan yang direncanakan mengarungi jalur itu adalah Cathay Pacific, flag carrier wilayah otoritas China itu.
Selama ini penerbangan ke Hong Kong menggunakan Cathay Pasific melalui Bandara Juanda Surabaya, namun jika penumpangnya banyak bisa terbang langsung Lombok-Hong Kong, tidak perlu melalui Surabaya.
Rencana kunjungan pejabat tinggi pariwisata Hong Kong itu dituangkan dalam surat resmi yang ditandatangani Wakil Direktur Kantor Perdagangan dan Ekonomi Hong Kong, Joyce Chan, yang ditujukan kepada Gubernur NTB, M Zainul Majdi.
Rombongan dari Hong Kong itu akan dikoordinasikan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Pemerintah Hong Kong, Gregory So. Beberapa unggulan wisata NTB akan ditinjau mereka, di antaranya gugus Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Dijadwalkan juga, rombongan Hong Kong itu tiba di Jakarta pada 13 Maret 2013, dan keesokan harinya akan menggelar pertemuan dengan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Suryo Sulisto, dan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
Sumber: Antaranews.Com
0 komentar:
Post a Comment